Saat ini ketersediaan tanaman penghasil warna alami bagi penenun perempuan Dayak Iban semakin berkurang akibat ahli fungsi lahan dan masuknya industri benang sintetis, Hal ini menyebabkan penenun perempuan Dayak Iban beralih dari praktek menenun dengan pewarna alami yang lebih ramah lingkungan menjadi menggunakan bahan pewarna sintetis yang berpotensial merusak kesehatan dan lingkungan. Melihat hal tersebut, Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) bersama Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan Yayasan Kehati melangsungkan Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

https://stylo.grid.id/read/141936599/pesona-tenun-ikat-dayak-iban-dengan-pewarna-alami-yang-sukses-melenggang-di-berbagai-panggung-fashion-week