Ketika berbicara tentang hutan, kebanyakan orang langsung mengasosiasikannya dengan paru-paru dunia yang menyediakan oksigen dan menjaga keseimbangan iklim. Namun, hutan juga memiliki peran yang lebih luas, yaitu sebagai sumber pangan alami yang berkelanjutan. Di berbagai belahan dunia, masyarakat telah lama mengandalkan hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan keberlanjutan hidup mereka. Dengan meningkatnya ancaman perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, ketahanan pangan global menjadi isu yang semakin mendesak. Hutan berperan sebagai cadangan pangan yang penting, terutama dalam menghadapi krisis dan bencana alam. Di beberapa negara, eksplorasi terhadap pangan liar dari hutan semakin diperhatikan sebagai solusi untuk menghadapi kelangkaan pangan dan meningkatkan diversifikasi makanan.

Kearifan Lokal dalam Memanfaatkan Hutan sebagai Sumber Pangan

Masyarakat adat dan komunitas yang tinggal di sekitar hutan memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusaknya. Mereka mengetahui kapan waktu terbaik untuk memanen, jenis tanaman yang bisa dikonsumsi, serta cara mengolah hasil hutan agar tetap bernutrisi dan tidak beracun. Prinsip ini memungkinkan ekosistem hutan tetap lestari dan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.

Sebagai contoh, masyarakat Dayak di Kalimantan telah lama memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan liar untuk konsumsi sehari-hari. Mereka mengumpulkan umbi-umbian dari hutan, mengambil madu dari lebah liar, dan memanen buah hutan seperti durian hutan atau tengkawang. Selain itu, praktik berburu yang dilakukan oleh masyarakat tradisional juga dilakukan dengan bijak, yaitu dengan tidak mengambil lebih dari yang dibutuhkan dan membiarkan populasi satwa tetap berkembang.

Bedah Buku: Rahasia Alam – Kuliner Liar dari Belantara Jantung Kalimantan

Tahun ini, seperti dilansir situs PBB, peringatan Hari Hutan Internasional 2025 mengusung tema “Forests and Food.” Tema ini menyoroti peran hutan dalam memastikan ketahanan pangan global, mempertahankan mata pencaharian, dan mempromosikan keanekaragaman hayati.

Dalam rangka memperingati hari hutan sedunia pada tanggal 21Maret setiap tahun nya dan untuk memperdalam pemahaman akan potensi pangan dari hutan, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) bersama Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan menyelenggarakan bedah buku bertajuk Rahasia Alam: Eksplorasi Kuliner Liar dari Belantara Jantung Kalimantan, yang ditulis oleh Ambriansyah dan Albertus Tjiu. Buku ini mengungkapkan betapa kayanya hutan Kalimantan sebagai sumber pangan, dengan mendokumentasikan 126 jenis tumbuhan dan jamur liar yang dapat dikonsumsi.

Dari jumlah tersebut, 60 jenis bisa langsung dimakan, 27 perlu diolah terlebih dahulu, dan 29 lainnya dapat dikonsumsi mentah maupun dimasak. Buku ini juga menjelaskan bagaimana berbagai bagian tumbuhan, seperti batang, daun, bunga, buah, biji, dan akar, bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan dan keperluan lainnya. Selain sebagai sumber makanan, banyak tumbuhan yang digunakan sebagai bahan kerajinan, tali, alat tangkap ikan, hingga bahan bangunan. Buku ini menjadi referensi penting dalam memahami bagaimana kuliner liar tidak hanya soal makanan, tetapi juga mencerminkan hubungan manusia dengan alam secara mendalam. Diskusi dalam bedah buku menyoroti bagaimana masyarakat lokal menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak mengeksploitasi sumber daya hutan secara berlebihan. Pengetahuan ini sangat relevan dalam upaya pelestarian hutan sekaligus menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan.

Upaya Pelestarian dan Pemanfaatan Pangan Hutan Berkelanjutan

Untuk memastikan keberlanjutan pangan dari hutan, berbagai upaya konservasi harus diterapkan seperti pendidikan dan pelestarian pengetahuan lokal masyarakat perlu didorong untuk mempertahankan dan meneruskan kearifan lokal mereka dalam memanfaatkan hutan secara bijak. Dokumentasi pengetahuan ini juga penting agar dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Pengembangan Kebijakan Perlindungan Hutan Pemerintah dan organisasi lingkungan perlu bekerja sama dalam membuat regulasi yang melindungi hutan dari eksploitasi berlebihan serta mendukung praktik pemanfaatan hutan yang berkelanjutan. Diversifikasi Pangan dan Penelitian Ilmiah Penelitian lebih lanjut tentang potensi pangan dari hutan harus terus dilakukan. Beberapa tanaman liar memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif yang bernilai gizi tinggi dan dapat dibudidayakan dengan metode yang ramah lingkungan.

Hutan bukan hanya sebatas paru-paru dunia, tetapi juga lumbung pangan yang kaya nutrisi dan berperan penting dalam ketahanan pangan global. Pemanfaatan hasil hutan secara bijak dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan. Dengan memahami dan menghargai peran hutan sebagai sumber pangan alami, kita dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan bahwa manfaatnya dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Buku Rahasia Alam yang dibahas dalam bedah buku oleh TFCA Kalimantan-KEHATI menjadi pengingat penting bahwa hutan menyimpan banyak potensi yang masih perlu digali lebih mendalam dan dijaga kelestarian nya.

(HW/TFCAKALIMANTAN)