Maret 2021 menjadi awal proses implementasi siklus 5. Proses panjang sejak pembukaan pengajuan proposal, penilaian dan pembahasan, termasuk bergelut ditengah wabah Covid 19, 26 mitra telah menatangani kontrak kerjasama dengan TFCA Kalimantan – KEHATI. Harus diakui, belum semua isu-isu maupun kawasan penting di Kalimantan dapat terakomodir untuk mendapatkan dukungan hibah yang bersumber dari program penalihan hutan negara untuk kegiatan konservasi (dept sweep nature) pemerintah Amerika Serikat. Dengan semangat kolaboratif, berbagai isu yang belum terakomodir dapat juga tertangani melalui dukungan lain, termasuk adanya program dari pemerintah dan pemerintah daerah. Pandemik yang belum berakhir, pada akhirnya telah menjadikan pertemuan daring sebagai sebuah cara berkomunikasi, koordinasi, berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan maupun upaya peningkatan kapasitas. Administrator TFCA Kalimantan menempatkannya sebagai model pendekatan dengan tetap menempatkan pencapaian tujuan. Untuk memastikan ketercapaian tersebut, selain dilakukan evaluasi pada tingkat internal, administrator pun melakukan penjajakan kepada para mitra (audien) dalam memastikan pencapaian tersebut. Selama rentang waktu Maret – Juni 2021, beberapa kegiatan yang dilakukan secara daring antara lain; 1) sosialiasi pengelolaan proyek hibah siklus 5 yang dilanjutkan dengan asistensi pengelolaan proyek dan keuangan secara intensif. 2) Webinar tentang healing forest, Anugrah Hutan untuk kesejahteraan masyarakat di Kapuas Hulu; 3) pemantauan, asistensi dan penyiapan penutupan hibah mitra siklus sebelumnya serta 4) serial diskusi penyiapan hibah siklus 6 TFCA Kalimantan.


Jumlah hibah yang telah disalurkan pada tahap satu sejumlah Rp 20.881.454.192. dari komitmen siklus 5 TFCA Kalimantan sebesar Rp 72.681.883.057. Untuk memastikan proses implementasi dukungan hibah siklus 5, administratur bersama TAP Berau dan fasilitator wilayah Kapuas Hulu, Kutai Barat dan Mahakam Ulu melakukan pemantauan dan asistensi, khususnya terkait perencanaan dan pengelolaan keuangan. Sampai pada bulan Juni 202, beberapa mitra masih mengalami kendala dalam memahami tata kelola pengelolaan dana hibah. Untuk itu, TAP Berau dan fasilitator di wilayah, melakukan pendampingan mitra melalui coaching clinic, asistensi maupun fasilitasi proses perencanaan maupun tata kelola keuangan. Tuntutan pertemuan secara luring pada level tapak, disikapi dengan diterapkannya protokol kesehatan secara ketat. Demikian juga dengan kegiatan koordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten maupun KPH, yang masih memerlukan proses tatap muka.