Salah satu tradisi nenek moyang Suku Iban adalah tenun. Menenun merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh perempuan iban untuk menghasilkan kain dengan kegunaan tertentu, mulai dari acara kelahiran hingga kematian. Secara umum sejarah lisan dari suku iban menyebutkan tenun diturunkan oleh tokoh perempuan di khayangan. Menurut kisah pada masa nenek moyang asal tenun bermula dari seorang perempuan khayangan yang bernama Endo segadok. Wanita ini dipercayai merupakan penenun pertama di khayangan yang menenun tanpa menggunakan bahan benang melainkan memakai embun. Endo Segadok memiliki hubungan erat dengan manusia. Hal ini dapat dilihat melalui motif-motif yang didapatkan oleh para Indai (Ibu) disini, beberapa diantaranya merupakan pemberian Endo Segadok melalui mimpi.
Keahlian dalam membuat tenun beragam terkait motif dan pewarnaan diperoleh secara turun- temurun dari generasi sebelumnya hingga ke generasi penerus. Pada setiap lembaran kain tenun mempunyai makna dan nilai penting bagi kehidupan suku iban. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa tenun iban memiliki nilai magis yang terkandung disetiap motifnya dan hingga saat ini kemistisan motif masih dirasakan oleh para penenun.