Pandemik mempengaruhi hampir pada seluruh tata kehidupan. Tak terkecuali proses pelaksanaan program TFCA Kalimantan. Sejak ditemukannya warga negara positif dan pemerintah menetapkan kondisi darurat serta menetapkan protokol ketat guna pencegahan penularan, Administrator TFCA Kalimantan melakukan berbagai penyesuaian. Working from home atau bekerja dari rumah menjadi pilihan sesuai dengan kebijakan pemerintah.


Target program harus dicapai, baik pada proyek berjalan, proses siklus 5 maupun kegiatan lainnya dikelola secara daring dengan indikator capaian yang lebih ketat. Komunikasi secara daring menjadi cara baru yang melahirkan berbagai tantangan tersendiri. Saat ini, proses hibah siklus 5 telah memasuki babak akhir. Proses pembahasan perbaikan dan penyesuaian dilakukan secara ketat terhadap calon mitra pada tingkat administrator, OCTM maupun OC. Pembelajaran 4 siklus sebelumnya menjadi landasan untuk mengefektitkan proyek yang dilakukan mitra mencapai luaran dan hasil sesuai perencanaan yang disepakati. Salah satu upaya dalam memastikan pencapaian tersebut, administrator TFCA Kalimantan telah melakukan pembaharuan piranti pemantauan dan evaluasi.

Sampai November 2020, adminitrator dalam proses menyiapkan 15 mitra untuk penutupan proyek (GCR), 5 mitra untuk perpanjangan kontrak dan 10 mitra lainnya masih dalam pelaksanaan proyek. TFCA Kalimantan melakukan pengawalan proyek mitra-mitra terse but yang saat ini harus bekerja ekstra dalam pelaksanaan proyek di tengah pandemik. Pembahasan perubahan atau penyesuian kegiatan maupun strategi yang diusulkan mitra didiskusikan dengan melibatkan TAP maupun fasilitator untuk mendapatkan jalan yang terbaik dan realistis.

Untuk memastikan pelaksanaan program memenuhi prinsip-prinsip relevensi, efisiensi, efektivitas, partisipasi, dampak, dan Keberlanjutan, evaluasi program TFCAK dilakukan oleh evaluator eksternal, yaitu lembaga AKATIGA sejak bulan Maret 2020. Pandemik yang masih menghantui hampir seluruh wilayah kerja TFCA Kalimantan, menjadi tantangan tersendiri dalam proses evaluasi program. Penerapan protokol kesehatan yang ketat, beberapa desa yang masih menerapkan isolasi lokal dan melarang pendatang dari zona merah memasuki desa mereka menjadikan tim evaluator di lapangan harus bekerja keras menemukan cara untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.

Upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan, baik bagi administrator maupun mitra dilakukan melalui media daring. TFCA Kalimantan telah menyelenggarakan diskusi daring (webinar) dengan mengangkat isu konservasi pesut, rangkong gading, badak sumatera, ekowisata, perdagangan satwa liar, karst Sangkulirang-Mangkalihat, dan hari kopi sedunia. Selain mengikuti beberapa pelatihan yang relevan seperti pengelolaan program, manajemen komunikasi, atau perubahan iklim.

Untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dalam peliputan dan penulisan isu keragaman hayati, TFCA Kalimantan mendukung Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan untuk kegiatan fellowship jurnalis. Sepuluh jurnalis telah terpilih dan akan mendapatkan mentoring oleh AJI Balikpapan dalam meliput isu-isu yang telah disepakati badak sumatera di Kalimantan, kucing emas, rangkong gading, mangrove, delta Mahakam, hutan gambut, dan tata kelola hutan.

Download Bulletin

TFCA Kalimantan

Bulletin Okt-Des 2020
View